Friday, February 3, 2006

Kemana Kita ?

Jerit tangis rakyat yang kelaparan,
yang kehilangan pekerjaan,
yang anaknya macet sekolah karena ketiadaan biaya,
yang kehilangan sanak saudaranya akibat bencana alam,
dibunuh,
bunuh diri,
dijual,
tidak hanya menyayat di desa-desa di seluruh pelosok tanah air, tapi juga terdengar di kota-kota besar.

Sawah yang tenggelam akibat banjir (padahal siap panen) ,
harga gabah yang semakin jatuh,
banjir berhari - hari di pedesaan yang miskin,
tanah longsor,
uang bantuan yang dikorup,
bertengkar kecil-kecilan yang mengakibatkan nyawa melayang,
gaji buruh yang sangat minim,
demonstrasi menuntut keadilan,
keracunan massal,
ribuan pengangguran mendadak akibat perusahaan tutup,
tak mungkin kembali ke luar negeri sebagai TKI akibat masuk black list,
dan penderitaan bayi-bayi yang kurang gizi,

Perebutan kekuasaan di tubuh partai-partai di dalam pemerintah,
geng-geng preman,
kredit macet triliunan rupiah,
kayu-kayu penebangan liar yang tak juga bisa dimanfaatkan,
para cendekiawan " bunuh diri " ramai-ramai,
orang-orang suci yang bisanya cuma rapat-rapat,
para pahlawan yang ternyata hanya orang-orang biasa yang tidak memiliki daya tahan,
( siapa menolak kemewahan justru mendapat durian runtuh )
pengemis-pengemis kecil memenuhi ibukota,
anak-anak kecil yang diperkosa dan dibantai,
para preman meneror para penumpang di angkutan umum,
baku tembak karena cemburu, dendam,
juga karena rebutan rejeki.

Semua itu merupakan kebangkrutan politik, ekonomi, dan sosial. Tidak ada obat, peredam dan pencegahannya kecuali revolusi sosial.
: Perlu Angkatan Muda.
Angkatan muda dan revolusi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Dalam kacamata para ideolog dan sosiolog, revolusi selalu berarti manifestasi perubahan sosial yang paling spektakuler.

Ada beberapa kelompok cara pandang tentang revolusi ini:

* Revolusi sebagai transformasi masyarakat yang fundamental dan berskala luas. Intinya terletak pada keluasan dan kedalaman perubahan yang meliputi segala bidang. Ini revolusi yang biasanya bersifat " sudden " dan " radical ", menjadi lawan dari reformasi yang biasanya " slow " and " partial ".

* Revolusi dengan menitikberatkan pada penggunaan kekerasan dan perjuangan, serta kecepatan perubahan. Disini berarti revolusi adalah lawan dari evolusi.

* Revolusi yang terpahami sebagai " perubahan domestik yang cepat, fundamental, dan penuh kekerasan dalam nilai-nilai dominan dan mitos masyarakat, dalam institusi politik struktur sosial, kepemimpinan, dan kebijakan serta kegiatan pemerintahan ".

Jadi selain perubahan yang fundamental dan menyeluruh, revolusi juga melibatkan mobilitas massa yang bergerak secara cepat. Umumnya disertai kekerasan, walaupun ada juga ( walau jumlahnya tidak banyak) tidak memakai kekerasan, seperti Gandhisme di India dan gerakan yang mendorong jatuhnya komunisme di sebagian negara Eropa Timur.

Semangat perubahan yang bergolak-golak hanya bisa ditampung dalam jiwa angkatan muda dan bukan angkatan tua.

Tidak bisakah lagikah kita bangkit sedikit lalu berlari sedikit, ketika semuanya sudah tidak mengenal lagi suara kesedihan rakyat?

Kenapa seakan tiada yang lebih elok selain: proyek.
Ya !. Proyek.

Kongres: proyek
Studi banding: proyek
Pemeriksaan keuangan: proyek
Restrukturisasi dan rekonstruksi daerah bencana: proyek
Penyehatan Bank: proyek
Agen otomotif: proyek
Rakyat lapar nasi: proyek
Agama: proyek
Perang: proyek

Ahh....Bagaikan bangsa yang tak punya lagi harapan, hati yang tulus dan kejujuran. Selain hanya: proyek. Tidak ada lagi kejujuran, perjuangan demi keadilan dan kebenaran.

Padahal rakyat masih kekurangan
: makanan, minuman, barak untuk tubuh-tubuh beberapa keluarga, obat-obatan, listrik, pendidikan, juga belaskasihan.

Siapa sangka, mereka yang halus bagai satria, suci bagai pertapa, ternyata pelengkap racun yang merambat ke dalam saluran darah rakyat yang terus-menerus didera penderitaan ?. Dengar saja nyanyian para elite politik yang sangat ulung meninabobokkan rakyat. Padahal mereka juga termasuk penaik darah profesional, yang sampai mau berantem dengan sesama mereka dengan alasan yang serba luhur.